Distrik Weriagar, Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat – Tangguh LNG bersama SKK Migas, memperkuat dukungan terhadap ekonomi lokal Papua Barat melalui pelatihan standarisasi kualitas dan kemasan ikan asin di Distrik Weriagar. Kegiatan yang dilaksanakan pada 5 November 2024 ini bertujuan untuk meningkatkan mutu produk lokal dan memperkuat usaha ikan asin, melibatkan 62 peserta dari enam kampung yang tergabung dalam kelompok usaha "Popatira."
“Pelatihan standarisasi kualitas produk olahan dan kemasan ikan asin ini adalah bukti komitmen bp Indonesia dalam mendorong kemajuan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat di sekitar wilayah operasional kami. Dengan program ini, kami tidak hanya memperkuat daya saing produk lokal, tetapi juga berinvestasi pada kemandirian dan masa depan ekonomi Papua Barat,” ujar Samuk Konyorah, social performance and delivery manager bp Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Tangguh LNG juga menyerahkan bantuan peralatan usaha kepada ketua kelompok usaha Popatira, Mama Cornelia Bauw.
Kegiatan yang berlangsung di balai Kampung Mogotira ini dibuka oleh kepala Distrik Weriagar, Ibrahim Patiran, yang mengapresiasi inisiatif Tangguh LNG. “Potensi perikanan lokal yang besar perlu dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Kerja sama dengan pihak seperti Tangguh LNG sangat penting untuk perubahan yang positif bagi masyarakat,” katanya.
Pelatihan ini dipandu oleh Tangguh LNG social performance & delivery programme officer, Fachmy Masiwan Tkuwain, yang menjelaskan bahwa standarisasi kualitas dan kemasan akan meningkatkan daya saing produk ikan asin Weriagar. “Dengan standar yang jelas, produk ikan asin Weriagar dapat dikelola dengan kualitas yang terjamin oleh kelompok Popatira,” ujarnya.
Peserta juga dibekali keterampilan menghitung harga pokok produksi (HPP) untuk menetapkan harga jual yang kompetitif dan menguntungkan.
Para peserta menyambut baik kegiatan ini. Mama Wati Braweri, nara sumber sekaligus pengurus kelompok Popatira menyampaikan, “Kami sangat senang pelatihan ini dapat terlaksana, terutama bagi kami mama-mama di distrik Weriagar. Semoga kegiatan ini terus berlanjut,” ungkapnya. Salah satu peserta, Mama Yuliance Patiran, menambahkan bahwa pelatihan ini memberi wawasan baru dalam menghasilkan ikan asin berkualitas dengan harga jual yang tepat.
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan standarisasi ini, akan ada pendampingan lanjutan untuk memperkuat kapasitas usaha, manajemen keuangan, perizinan, serta perluasan pasar ke daerah potensial seperti Bintuni, Sorong, Manokwari, dan Fakfak.
Tangguh LNG merupakan produsen gas terbesar di Indonesia, yang menyumbangkan sebanyak 35% dari produksi gas nasional. Tangguh telah beroperasi sejak tahun 2009 dan kini terdiri dari fasilitas produksi gas lepas pantai yang memasok tiga unit kilang pencairan yang masing-masing berkapasitas 3,8 juta metrik ton per tahun (mtpa). Tangguh dioperasikan oleh BP Berau Ltd atas nama mitra-mitra kontrak bagi hasil produksi lainnya sebagai kontraktor untuk SKK Migas.
Sejak tahun 2005, Tangguh telah mengeluarkan lebih dari AS$50 juta dalam berbagai program pemberdayaan masyarakat di Teluk Bintuni, tempat Tangguh beroperasi. Mulai dari program kesehatan dan pendidikan hingga program peningkatan mata pencaharian dan kewirausahaan bagi masyarakan asli, serta program keberlanjutan lingkungan dan keanekaragaman hayati, bp meyakini pentingnya menjadi tetangga yang bertanggung jawab bagi komunitas di tempatnya beroperasi.
bp Indonesia Office: +62 21 7854 8743, wigra.hanafiah@bp.com