Kota Bintuni, Kab. Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat — SKK Migas bersama Tangguh LNG, melalui program Tangguh Public Health, mendukung dinas kesehatan Kabupaten Teluk Bintuni dalam mendeklarasikan kampung bebas buang air besar sembarangan (SBS) di Distrik Tomu pada peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60, Selasa 12 November 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan akses sanitasi dan kesehatan lingkungan bagi masyarakat serta membangun budaya hidup bersih dan sehat di Kabupaten Teluk Bintuni.
Pada acara ini, tujuh kampung di Distrik Tomu — Sebyar Rejosari, Wanagir, Tomu, Ekam, Ayot, Adur, dan Totitra — secara resmi dinyatakan bebas dari kebiasaan buang air besar sembarangan dan menerima sertifikat kampung bebas SBS.
Deklarasi ini merupakan bagian dari program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), yang bertujuan memberdayakan masyarakat untuk bersama-sama menjaga kesehatan lingkungan. STBM memiliki lima pilar utama: stop buang air besar sembarangan (SBS), cuci tangan pakai sabun (CTPS), pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga (PAMMRT), pengelolaan sampah rumah tangga (PSRT), dan pengelolaan air limbah domestik rumah tangga.
"SKK Migas dan Tangguh LNG berkomitmen mendukung inisiatif kesehatan masyarakat yang berkelanjutan di Teluk Bintuni," ujar dr Bambang Setiawan, health discipline lead bp Indonesia. "Deklarasi Kampung SBS ini adalah langkah penting dalam membangun lingkungan yang sehat bagi masyarakat, dan kami berharap kolaborasi ini dapat terus membantu menciptakan perubahan yang positif di lebih banyak wilayah."
Dalam kesempatan terpisah, kepala dinas kesehatan Kabupaten Teluk Bintuni, Franky D. Mobilala, menyampaikan harapannya agar “deklarasi kampung SBS ini tidak hanya berhenti di Distrik Tomu saja, namun dilanjutkan juga di distrik-distrik lainnya.”
Selain deklarasi SBS, kegiatan ini juga mencakup sosialisasi pencegahan dan penanganan stunting bagi masyarakat. Acara ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan setempat, termasuk tim kesehatan masyarakat dinas kesehatan Kabupaten Teluk Bintuni, kepala Distrik Tomu, perwakilan dari Polsek dan Koramil Aranday, kepala Puskesmas Aranday beserta staf, kader Posyandu Distrik Tomu, dan tim lapangan Tangguh Public Health.
Dinas Kesehatan Kabupaten Teluk Bintuni mencatat bahwa pada tahun 2023 baru 18% atau 34 kampung di wilayah tersebut telah berstatus SBS, sementara secara nasional 70% desa/kelurahan telah menerapkan standar ini.
Tangguh LNG merupakan produsen gas terbesar di Indonesia, yang menyumbangkan sebanyak 35% dari produksi gas nasional. Tangguh telah beroperasi sejak tahun 2009 dan kini terdiri dari fasilitas produksi gas lepas pantai yang memasok tiga unit kilang pencairan yang masing-masing berkapasitas 3,8 juta metrik ton per tahun (mtpa). Tangguh dioperasikan oleh BP Berau Ltd atas nama mitra-mitra kontrak bagi hasil produksi lainnya sebagai kontraktor untuk SKK Migas.
Sejak tahun 2005, Tangguh telah mengeluarkan lebih dari AS$50 juta dalam berbagai program pemberdayaan masyarakat di Teluk Bintuni, tempat Tangguh beroperasi. Mulai dari program kesehatan dan pendidikan hingga program peningkatan mata pencaharian dan kewirausahaan bagi masyarakan asli, serta program keberlanjutan lingkungan dan keanekaragaman hayati, bp meyakini pentingnya menjadi tetangga yang bertanggung jawab bagi komunitas di tempatnya beroperasi.
bp Indonesia Office: +62 21 7854 8743, wigra.hanafiah@bp.com